🎑 Agar Kolam Tanah Tidak Longsor
Topografiserta kemiringan tanah menjadi faktor penyebab tanah longsor. warga sudah mengetahui bahwa topografi serta kemiringan curam akan memungkinkan terjadinya tanah longsor, tetapi masyarakat tidak memiliki huma lain sebagai akibatnya warga menghasilkan rumah tinggal di huma yg ada. di penelitian pada Kejajar Wonosobo didapat empat kriteria
Perkuatbebatuan dengan gravel dan tanah agar tidak ada kebocoran. [13] Pastikan ada jalur yang jelas di antara zona renang dan zona tanaman karena air perlu mengalir di antara kedua area ini. 7. Isilah kolam dengan air dan diamkan selama seminggu. Gunakan air segar untuk mengisi kolam sampai memenuhi zona renang.
Untukjenis tanah liat berpasir tanggul bak dibuat memakai tanah, sedangkan jikalau jenis tanahnya gembur tanggul seharusnya dibuat menggunakan tembok supaya tidak longsor. Kedalaman kolam yang ideal untuk ikan mas antara 120 cm – 150 cm. Dasar kolam dicangkul supaya gembur.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor, BPBD DKI mengimbau agar masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan kali atau sungai untuk tidak membangun rumah di atas atau bawah ataupun di bibir tebing, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, tidak menebang pohon di sekitar lereng, dan menghindari untuk pembuatan kolam atau
Tidakada korban dalam peristiwa tersebut, namun jalan sepanjang 40 meter dan tinggi 50 meter ditutupi longsoran tanah. "Hanya jalur transportasi saja yang terganggu, akibat longsor tebing setinggi 50 meter," ujarnya, Sabtu 18 Maret 2017.
Budidayakolam ikan diatas lereng. f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman. g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor
Sebelumarea dilakukan pekerjaan penggalian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Pengecekan stabilitas lereng, dimana meninjau kedalaman area yang digali dan kemiringan yang diperlukan untuk menggali di area tersebut, hal ini dilakukan agar tanah di area yang sedang digali tidak longsor. 2.
Tanahlongsor tidak akan terjadi tanpa adanya faktor pendorong. Faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor alam dan faktor manusia. kegiatan budi daya ikan dengan cara membuat kolam di atas lereng akan memperbesar terjadinya tanah longsor. Hal ini karena rembesan air akan memperbesar
Tanahlongsor pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, khususnya di Indonesia. Hindari pembuatan kolam ataupun kebun di lereng jika dekat dengan pemukiman warga; Jika adanya retakan di tanah lereng, segera tutup retakan tersebut dan padatkan agar air hujan tidak merembes masuk;
. Tanah longsor biasanya terjadi di wilayah yanag terdapat banyak lereng dengan kemiringan di atas 45 derajat, meskipun tak tertutup kemungkinan juga bisa terjadi pada tanah datar namun peluangnya lebih kecil. Untuk itulah menjelang puncak musim hujan, pemerintah sudah menyiapkan pusat siaga bencana di banyak tempat langganan longsor. Masyarakat pun sudah berulang kali diminta untuk mewaspadai dan mempelajari tanda akan terjadinya tanah Tanah LongsorTanah longsor merupakan perpindahan tanah yang di dalamnya terdapat batu dan material organik maupun anorganik secara tiba tiba dan bergerak kebawah sehingga meninggalkan lereng. Proses terjadinya tanah longsor dikarenakan terganggunya keseimbangan sehingga tanah menjadi labil dan mudah untuk bergeser yang disebabkan oleh adanya air yang masuk kedalam lapisan atmosfer bagian tanah kedap air yang berperan sebagai area air sudah bisa masuk kedalam area gelincir pada lapisan tanah dalam maka pembatas antara tanah bagian atas dan bagian tanah kedap air menjadi goyah dan struktur atas tanah dengan mudahnya bergeser, terlebih jika diatas tanah tersebut sudah banyak berdiri bangunan yang memberikan beban kepada cara menghindari tanah longsor ?Untuk menghindari dari tanah longsor, kita wajib mengetahui cara dan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Memang kita sebagai manusia tidak bisa menghentikan terjadinya bencana secara 100 persen, namun setidaknya dengan melakukan upaya preventif sejak dini akan mengurangi resiko dan dampak yang akan ditimbulkan. Berikut adalah cara atau upaya yang bisa kita lakukan dengan berbagai cara mencegah tanah longsor 1. Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas LerengKetika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat diupayakan untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan adanya tebing curam terlebih pada lahan gundul sementara itu diatasnya juga ada kolam dan sawah yang dipenuhi air tentu membuat daya hidrostatika semakin kuat menekan permukaan tanah sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan mengakibatkan terjadinya gawat akan terjadi jika semua air sawah atau kolam tiba tiba menghilang karena habis terserap ke dalam tanah. Hal itulah yang sering terjadi sesaat sebelum terjadinya bencana. baca cara mencegah erosi tanah2. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah TebingUntuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang aman ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar memang berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contoh jika tinggi suatu tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau angunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan Jangan Menebang Pohon Di Sekitar LerengJika kit akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing. Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah. baca dampak akibat kerusakan hutan4. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak LurusKetika ingin mengali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan tambang atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Karena walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya penyebab tanah Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar SungaiSemakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya Membuat TeraseringJika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off aliran permukaan ketika hujan. Jangan lupa atur drainase supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan demikian semakin jauh potensi terjadinya tanah Lakukan Upaya PreventifDengan cara mengecek apakah terdapat retakan pada tanah, jika ditemukan maka segera tutup celah retakan itu dengan tanah lempung supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. Selain itu dengan menjaga kelestarian vegetasi di sekitar tebing juga menjadi salah satu upaya pencegahan yang terbukti Memberikan penyuluhan kepada MasyarakatTerkait tanah longsor dan bahaya yang mengikutinya. Seringkali penyebab rusaknya kawasan hutan sekitar lerang karena dilakukannya penebangan pohon oleh masyarakat sekitar yang memang belum memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak negatif yang akan terjadi. Dengan memberikan penyuluhan akan membuka wawasan dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya Harus Ada Intervensi Dari PemerintahUpaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan semakin tepat sasaran ketika dibuat peraturan tegas terkait pelanggaran aturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, harus ada upaya campur tangan dari pemerintah atau pihak berwenang untuk membuat aturan dan sanksi yang tegas untuk setiap pelanggaran. Dengan demikian akan menekan resiko terjadinya kerusakan hutan di area Faktor Penyebab Tanah Longsor Menurut hukum fisika, tanah longsor pada dasarnya terjadi karena daya dorong tanah lebih besar daripada daya penahannya. Besarnya daya dorong pada lereng tersebut dikarenakan beban yang diberikan kepada tanah seperti terdapat banyak bangunan, gundulnya tanah, sudut kemiringan dan berat jenis batuan atau tanah, sedangkan hal yang mempengaruhi lemahnya daya penahan tanah pada lereng seperti kekuatan batuan penyangga dan tingkat kepadatan karena perbedaan massa jenis tanah atas dan penahan di bagian lereng menyebabkan terjadinya ketimpangan pada keduanya, tanah bagian atas yang semula memiliki massa jenis lebih rendah daripada lapisan dalam, akan menjadi lebih berat karena tingginya Intensitas air yang masuk. Berikut faktor utama yang menjadi penyebab tanah adalah penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab tanah longsor 1. Faktor AlamIklimMeliputi cuaca dan curah hujan di daerah tersebut dimana semakin tinggi tingkat curah hujan pada kawasan miring maka akan semakin besar resiko terjadinya tanah longsor, apalagi jika tidak adanya penututp vegatasi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan penyerap air topografiMeliputi tingkat kecuraman suatu tempat juga akan berpengaruh terhadap ukuran daya dorong kebawah, semakin curam maka akan semakin besar gaya potensialnya karena dipengaruhi oleh gravitasi. baca pembagian musim di indonesiaKondisi GeologiMeliputi jenis dan tingkat pelapukan batu serta struktur lapisan tanah juga turut andil dalam memicu terjadinya tanah longsor. Struktur lapisan dalam yang kurang padat akan mengurangi daya penahan terhadap lapisan tanah diatasnya. Begitu juga dengan tingkat pelapukan batuan dalam yang mana rentan terjadi keretakan terutama jika terjadi gempa AirKondisi drainase yang buruk menjadi penyebab terakumulasi nya air pada satu titik sehingga air bisa saja merembes ke lapisan dalam dan terjadi eros bagian Selain itu tingkat pelarutan dan tekanan hidrostatika juga berpengaruh karena memberikan daya tekan terhadap keseimbangan oleh EksternalKondisi tanah yang sudah labil akibat tekanan air dan lahan yang curam tentunya akan sangat rentan untuk runtuh jika mendapatkan getaran dari luar baik itu berasal dari gempa bumi, getaran mesin, ledakan ataupun getaran lainnya. Dengan adanya getaran maka akan terjadi geseran sehingga tanah akan retak dan terlepas dari tanah Faktor ManusiaPemotongan tebing untuk kepentingan tambangSering kali terjadi dan merusak struktur tanah yang tadinya stabil. Kemiringan akan semakin curam ketika suatu lahan tebing di potong dengan alasan untuk pengalian tambang sehingga pada akhirnya mendekati 90 derajat atau dengan kata lain hampir tegak lurus terhadap tanah HutanKasus umum yang kerap terjadi sekarang dengan adanya kegiatan pengundulan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tanpa adanya pohon sebagai vegatasi membuat tidak ada lagi penahan tanah dan air sehingga tanah akan longsor dan terjadinya pertanian yang tidak bijakPola penanaman kebun yang tidak memperhatikan drainase menyebabkan terjadinya erosi baik di permukaan maupun di dalam tanah. Sehingga ketika curah hujan sedang tinggi, dengan sistem pengaturan jalan keluar air tidak optimal maka semakin banyak air tergenang di permukaan sehingga tanah menjadi lebih berat karena adanya tekanan suatu wilayah yang tidak memperhatikan RUTRseringkali pengembangan suatu suatu daerah yang memiliki kontur berbukit tidak di iringi dengan kesadaran masyarakat mengenai Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTR yang baik sehingga setiap kali pembangunan tidak diikuti oleh standar yang tepat, dimana nanti akan ada suatu titik yang sebenarnya tidak layak namun tetap di kembangkan untuk kolam di atas lerengMeskipun jarang terjadi namun kerap dijumpai adanya budidaya perikanan yang terletak di atas lereng. Lebih parahnya struktur kolam tidak dibeton sehingga air langsung merembes ke bagian dalam tanah, akibatnya susunan tanah menjadi lunak dan meningkatkan daya gelincir. Dalam mengembangkan kolam yang berlokasi diatas tebing harus dilakukan peninjauan kembali dan memperhitungkan dampak dampak yang mungkin ditimbulkan. baca manfaat sungaiKesalahan struktur dinding penahan tanahUntuk daerah bertebing yang sudah padat dengan pemukiman penduduk, melakukan proses pembetonan diseluruh lereng wajib dilakukan untuk mengurangi resiko buruk yang tidak diinginkan. Namun adakala nya faktor human error menjadi penyebab rapuhnya struktur beton penahan tanah yang berada di tebing tersebut, sehingga hanya dalam waktu singkat dinding beton mengalami kerusakan yang dapat meluas jika tidak ditangani dengan penimbunan tanah di sekitar lerengTujuan awalnya adalah untuk menahan tanah tanaman agar tidak hanyut terbawa air, namun penimbunan tanah di areal tebing justru akan berbahaya terlebih jika volume tanah urugan tersebut sangat besar. Timbunan tanah itu tidak kokoh karena tidak memiliki penahan dan kepadatannya pun rendah sehingga sangat mudah diserap air dan menjadi lebih berat dari tanah Tanda Terjadinya Tanah LongsorSetiap bencana alam, khususnya tanah longsor tidak terjadi begitu saja. Beberapa saat sebelum terjadinya longsoran tanah skala besar, sebenarnya masyarakat sudah bisa mengetahui peringatan dini yang tampak dari tanda dan ciri spesifik yang timbul. Jadi hal ini bisa dijadikan alarm peringatan untuk segera waspada jika banyak muncul tanda tersebut. Berikut ciri ciri awal tanah adalah penjelasan mengenai tanda-tanda terjadinya tanah longsor 1. Tebing terlihat rapuh dan kerikil banyak jatuhJika dinding lereng sudah banyak rapuh ketika dipijak dan banyak batu berbagai ukuran sudah jatuh maka itu tandanya komposisi tanah sudah tidak solid, sehingga material berat seperti batu sudah terlebih dahulu jatuh. Jika kondisi tidak berubah maka longsoran tanah tinggal menunggu waktu Banyak pohon dan tiang listrik miringHal ini wajar karena kepadatan tanah sudah berkurang karena terjadi pelonggaran akibat pergeseran material tanah. Semakin miring pohon dan tiang listrik maka semakin rapuh tanah penyangga-nya. Keadaan darurat dapat segera dicanangkan apabila kuantitas pohon atau tiang listik yang miring lebih Muncul retakan tanah pada tebingIni menjadi salah satu pertanda dan dapat dijadikan indicator bahwa bencana tanah longsor sudah berada di depan mata. Perlu ditinjau kembali apakah retakannya terjadi dalam skala besar atau skala minor. Apabila terdapat retakan besar searah tebing yang memanjang, segera lakukan evakuasi warga yang tinggal dibawah lereng tersebut, karena sewaktu waktu tanah bisa Tidak ada lagi air tergenang setelah hujanHal yang wajar jika sehabis hujan deras, banyak air tergenang di atas tanah. Namun jika suatu hari terdapat tanda seperti itu yakni tidak adanya air tergenang artinya semua air sudah masuk kedalam lapisan tanah bagian dalam. Hilangnya air seperti ini disebabkan oleh kepadatan tanah yang berkurang sehingga dengan mudahnya air merembes Tanah keluar air secara tiba-tibaJika didapati air yang muncul dan keluar dari tanah maka harus segera waspada karena itu bukan mata air yang sebenarnya melainkan tanah yang sudah kelebihan air sehingga air terdorong ke atas dan sampai ke permukaan. Atau bisa juga kadar air yang sudah terlalu tinggi dibagian atas mendorong air ke daerah bawah tebing sehingga keluar air yang mirip dengan mata Amblas nya Bagian luar atau dalam rumahHal ini disebabkan karena tanah yang berada di bawah bangunan sudah bergeser sehingga hanya menyisakan celah pondasi rumah dengan tanah. Tentu saja pondasi tidak akan sanggup menahan beban bangunan jika tidak ada penyangga tanah yang kuat dibawahnya. Namun perlu dilihat juga apakah posisi rumah memang berada di atas lereng atau pada wilayah datar, yang perlu diwaspadai adalah ketika posisi rumah memang berada di atas tebing dan muncul tanda seperti Yang Wajib Dilakukan Setelah Tejadinya BencanaTidak ada seorang pun yang menghendaki terjadinya bencana tanah longsor, namun kita juga perlu mengetahui tahapan apa saja yang harus segera dilakukan sesaat setelah terjadinya bencana. Dengan mengetahui cara dan tahapan yang benar maka akan dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa, selain itu akan mempercepat proses rehabilitasi pasca terjadinya tanah longsor. Tahapan apa saja yang harus dilakukan berikut Kondisi DaruratYang mana suatu keadaan saat terjadinya bencana. Pada tahapan ini harus segera dilakukan tindakan penyelamatan secara cepat dan efektif untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa. Segera hubungi pemerintah supaya dapat membantu menurunkan rewalan dan tenaga medis ke lokasi bencana. Upaya evakuasi terhadap semua korban yang masih selamat juga perlu Proses RehabilitasiTermasuk upaya pemulihan kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut dengan melakukan pembersihan sisa bangunan yang hancur dan material longsoran. Pada tahapan ini, semua prasarana yang hancur akan segera di perbaiki. Tidak hanya rekontruksi fisik bangunan dan sarana umum lainnya, kondisi psikologi para korban yang mengalami trauma pun harus segera dihilangkan agar tidak membebani Proses RekontruksiMerupakan tahap akhir dari semua tahapan pasca terjadinya bencana meliputi melakukan penguatan terhadap semua sarana prasarana dan infrastruktur pada daerah bencana longsor dan daerah lainnya yang berpotensi. Selain itu upaya rekontruksi juga dilakukan pada lereng yang sudah rusak tersebut dengan mulai melakukan penanaman banyak pohon supaya kedepannya tidak terjadi bencana yang kita sudah mengetahui banyak tentang cara pencegahan tanah longsor, faktor, tanda-tanda dan cara menanggulangi tanah longsor. Semoga bermanfaat.
RumahCom – Dinding penahan berfungsi sangat baik untuk menahan longsor, terutama pada rumah yang terletak di ketinggian dan dekat aliran sungai. Bila ditinjau dari sudut pandang ilmu konstruksi, tanah menjadi elemen paling fundamental dalam mendirikan suatu bangunan. Fungsi tanah sebagai penahan berat bangunan menjadi faktor utama keberhasilan proyek di kemudian hari. Namun, apa jadinya bila tanah yang selama ini mampu menahan beban berat, justru sangat rentan sekali mengalami pengikisan hingga menyebabkan longsor. Keadaan seperti ini umum ditemui di beberapa kota besar di dunia. Minimnya ruang antar bangunan serta kondisi tanah yang berbeda-beda semakin menambah tingginya kemungkinan tanah amblas ataupun longsor. Adanya gaya lateral tanah dan air yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur tanah untuk menahan beban. Dalam situasi seperti ini, dinding penahan tanah dapat digunakan sebagai metode untuk mencegah kelongsoran dan kerusakan struktur tanah. Secara prinsip, dinding penahan tanah atau retaining wall adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk menahan tanah dan memberikan stabilitas pada lereng. Retaining wall seperti ini banyak dijumpai pada beberapa model konstruksi. Selain karena penggunaannya yang secara luas sudah digunakan masyarakat, dinding penahan juga mempermudah bentuk konstruksi bangunan yang akan didirikan. Sebenarnya sangat mudah untuk membuat dinding penahan untuk konstruksi minimalis milik sendiri sehingga melindungi rumah dari ancaman longsor. Bahan dan material yang digunakan memang beragam, tergantung model konstruksi dinding penahan seperti apa yang diinginkan. Namun, tentunya itu akan berpengaruh pada fungsi dan kegunaan serta anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membangun dinding penahan tersebut. Investasi di kampung halaman bisa menjadi pilihan tepat yang menguntungkan. Lalu gimana caranya? simak videonya berikut ini. Membuat Dinding Penahan Secara Sederhana Membuat dinding penahan bisa dilakukan secara sederhana. Anda bisa membangun dinding penahan tersebut pada area samping rumah agar mencegah terjadinya kelongsoran. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membangun dinding penahan rumah. Alat dan bahan yang diperlukan Adonan semen,tanah dan batu yang telah berbentuk balok Perlengkapan pengaman diri seperti sarung tangan dan kacamata pelindung mata Sekop dan cangkul Kawat dan alat pengukur kemiringan waterpass Pasir dan kerikil Tiang dan tali Palu dan Martil Kain penutup Caranya Sebelum memulai konstruksi, ada baiknya untuk mempertimbangkan area limpasan air pada daerah tersebut. Karena apabila tidak ada area limpasan air, maka harus dipasang pipa pembuangan sebagai jalan air. Setelah itu baru tentukan titik lokasi terbaik untuk membuat dinding penahan. Buat galian sedalam 1 m sepanjang kemiringan tanah yang ingin ditahan. Baru kemudian,tutupi areal galian dengan kain penutup untuk mencegah kotoran kembali masuk ke dalamnya. Ambil tiang dan tali untuk kemudian menandai titik pasti dinding penahan akan berada. Lalu berikan tumpuan pada tali sebagai penanda bagian atas dinding. Di bagian bawah, galilah parit kecil sebagai penampung balok. Setelah itu pastikan alas balok kayu ini sejajar. Gunakan waterpass atau alat pengukur untuk menyesuaikan kemiringan benda sesuai yang diinginkan. Selanjutnya susunlah balok-balok semen sesuai dengan keinginan. Tumpuk dan atur sedemikian rupa agar susunannya simetris dan memiliki kerapatan maksimal. Rekatkan balok satu dan lainnya dengan menggunakan adukan cair semen dan pasir. Ulangi hal yang sama pada baris balok berikutnya sehingga membentuk sebuah model konstruksi dinding penahan yang tepat. Biarkanlah hasil konstruksi dalam beberapa waktu,dan jangan terburu-buru untuk melepaskan penyangga konstruksi. Proses pengeringan memang memerlukan waktu tersendiri, apalagi jika hanya menggunakan cahaya matahari sebagai alat pengeringnya. Selain itu, hindari proses pembuatan dinding penahan tanah pada cuaca hujan atau berangin. Untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam model konstruksi yang sedang dikerjakan akibat erosi atau pengikisan. Apabila model konstruksi dinding penahan sudah mengering, lepaskan rangka atau penyangga konstruksi secara hati-hati. Berilah warna cat yang sesuai dengan selera untuk menambah kesan estetis pada dinding penahan yang telah rampung. Sumber Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Anda juga mungkin menyukai beberapa artikel ini Begini Aplikasi SiPetruk Menjamin Kualitas Perumahan Bersubsidi RumahCom – Lembaga penyalur KPR subsidi FLPP PPDPP, tengah menyiapkan aplikasi baru SiPetruk setelah SiKasep dan SiKumbang. Aplikasi ini akan semakin memudahkan semua pihak yang membutuhkan akses ke Lanjutkan membaca • 13 Okt 2020 Pengembang Australia Ini Jadikan Indonesia Pasar Pertama Launching Proyeknya RumahCom – Pengembang Australia Crown Group sangat confident untuk meluncurkan produk terbarunya saat situasi pandemi Covid-19. Indonesia dijadikan kota pertama untuk peluncuran produk terbarunya in Lanjutkan membaca • 13 Okt 2020 Membangun Rumah Tahan Gempa RumahCom - Beberapa saat lalu peneliti dari ITB dan BMKG menyatakan masyarakat harus mewaspadai kedatangan gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi memang sering terjadi di Indonesia, hal ini membuat masyar Lanjutkan membaca • 14 Okt 2020 Bingung Pilih Desain Rumah? Ini Daftar Desain Arsitektur yang Bisa Dipilih RumahCom - Memilih desain untuk rumah memang cukup sulit. Namun dalam memilih desain ada beberapa pertimbangan seperti material, luas, hingga lokasi pembangunan rumah membutuhkan wa Lanjutkan membaca • 14 Okt 2020
Memasuki musim hujan tahun ini, bencana tanah longsor telah melanda sejumlah tempat, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Selain memakan korban jiwa, infrastruktur seperti jalan dan jembatan, perkampungan, rumah beserta penghuninya terkena dampak tertimbun material longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan sepanjang 2018-sampai November-terjadi 268 kali bencana tanah longsor, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 848 kejadian. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kejadian bencana tanah longsor fluktuatif. Masalahnya, lebih dari 112,46 juta hektare atau hampir 60% luas dataran Indonesia adalah kawasan rentan longsor, perbukitan, dan pegunungan curam dengan topografi berombak dan bergelombang. Hitungan ini menurut data dari buku Tanah-Tanah Pertanian Indonesia 2004 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Indonesia. Kita memerlukan informasi tanah, geoteknik, dan geofisik untuk menentukan prakiraan lokasi dan waktu longsor ketika memasuki musim hujan guna mencegah kerusakan lebih parah dan jatuhnya korban. Apa penyebab longsor ? Longsor dapat dikategorikan sebagai salah satu bencana yang disebabkan oleh tanah. Pergerakan massa tanah dan batuan dari atas ke bawah menyebabkan longsor. Kejadian longsor dipengaruhi oleh landai atau curamnya lereng suatu kawasan, tebal atau tipisnya lapisan tanah di atas lapisan batuan penyusun bukit dan gunung, iklim curah hujan, suhu, salju, dan vegetasi. Adapun pemicu yang mempercepat terjadinya longsor antara lain guncangan akibat gempa, tambahan beban pada bagian atas lereng, pemotongan lereng bawah dan hujan deras. Curah hujan tinggi pemicu longsor Air merupakan faktor utama terjadinya longsor. Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat akan memicu banjir dan longsor. Untuk mengantisipasi kejadian longsor, kita perlu mengetahui besar dan lamanya curah hujan yang menimpa suatu daerah. Satuan untuk menghitung jumlah curah hujan adalah milimeter mm; 1 mm CH berarti ada 1 liter air hujan yang turun pada areal dengan luas 1 meter persegi. Pada 2 dan 3 November 2018 sejumlah kecamatan di Kota Padang dilanda banjir bandang dan longsor. Ini disebabkan curah hujan yang mencapai 91 mm dan 187 mm dalam waktu lima jam, angka itu termasuk hujan dengan intensitas sangat lebat. Pengukuran di lima stasiun iklim di Kota Padang menunjukkan kisaran curah hujan pada 2 November mulai dari 47,4–91 mm dan 13,7–187 mm pada 3 November 2018. Data ini bersumber penuturan langsung dari Sugeng Nugroho, peneliti Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, kepada penulis. Jika dirata-ratakan, maka curah hujan yang turun sekitar 73 mm di Kota Padang. Dengan luas 695 kilometer persegi, maka telah turun air hujan sebanyak 50,75 juta meter kubik setara dengan air dalam kolam renang selama satu hari saja. Air yang turun sebanyak itu, tentu saja tidak akan tertampung oleh tanah dan sungai. Di tanah terjadilah aliran permukaan atau limpasan permukaan runoff. Sedangkan di sungai mengakibatkan meningkatnya debit air sungai secara signifikan. Batas kritis dari aliran permukaan ini adalah 50 meter kubik per detik pada satu daerah aliran sungai DAS. Jika batas ini terlampaui maka terjadilah banjir di dataran aluvial tanah yang terbentuk karena endapan dan longsor pada daerah perbukitan. Tanah dan vegetasi berperan penting menyerap air hujan yang turun. Air hujan masuk ke dalam tanah melalui pori-pori yang ada di tanah. Ini disebut infiltrasi. Setelah semua pori tanah terisi air, tanah akan jenuh air. Inilah awal terjadinya genangan di atas permukaan tanah. Saat tanah jenuh air, maka tanah menjadi lebih berat dan mencair sehingga mudah mengalir. Laju aliran permukaan semakin besar seiring pertambahan volume air hujan yang turun. Permukaan tanah yang ditutupi vegetasi akan mampu menahan dan menyerap air hujan lebih banyak karena terbentuk celah antara akar dan butiran tanah yang dapat menahan air hujan dibandingkan dengan permukaaan tanah tanpa vegetasi atau tanah yang dilapisi beton. Tumbukan air hujan pada tanah tanpa vegetasi akan lebih keras dan memecah agregat tanah sehingga mudah terjadinya aliran permukaan tanah. Sedangkan pada permukaan tanah yang dilapisi beton tak ada air hujan yang bisa masuk ke dalam tanah. Akan semakin rawan longsor jika mendirikan bangunan di puncak dan lereng bukit pada daerah dengan intensitas curah hujan tinggi. Bisakah longsor diprediksi? Peta Prediksi Gerakan Tanah Longsor per 8 Maret 2018 Pukul WIB. BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan peta prediksi longsor secara periodik yang bisa menjadi rujukan untuk melihat tingkat kerawanan suatu wilayah. Longsor biasanya terjadi pada kawasan perbukitan dan pegunungan dengan lerengnya yang curam sampai sangat curam bahkan tertoreh dengan kelerengan >15%. Topografi kawasan rentan longsor berombak sampai bergelombang lereng 8-15%, berbukit lereng 15-30% dan bergunung >30%. Wilayah dengan bentuk berbukit dan bergunung yang rentan longsor mencapai 47,7% di Pulau Jawa dan 35% di Sumatra. Kedua pulau ini memiliki tipe iklim basah dengan jumlah curah hujan tahunan antara 3000 sampai > 5000 mm. Secara teoretis jika faktor penyebab longsor sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik dapat dimodelkan secara matematis untuk prakiraan atau prediksi suatu kawasan rentan longsor atau tidak. Pengetahuan tentang sifat tanah dan geologi suatu kawasan akan menentukan mitigasi untuk menghadapi kejadian longsor di masa datang. Tanah dengan kedalaman yang tipis dan berada di atas batuan yang rapuh berbeda perilakunya dengan kawasan yang memiliki lapisan tanah yang dalam dan bebatuan yang kuat dan kekar ketika curah hujan turun dengan deras. Curah hujan sebagai faktor aktif penyebab longsor tentu tidak dapat dicegah untuk turun deras atau tidak di satu kawasan. Sebenarnya di luar negeri seperti di Amerika Serikat telah ada dipasang alat-alat untuk memonitor longsor. Alat ini dipasang di lokasi rawan longsor, dikendalikan secara nirkabel dan menggunakan satelit atau penginderaan jauh. Sensor longsor ini bekerja secara simultan untuk mendeteksi perubahan dan pergerakan tanah, volume air hujan, geoteknik bebatuan dan kelerengan. Indonesia belum memiliki alat sensor ini karena mahal US$ jika mendatangkan dari luar negeri dan tentu saja diperlukan dalam jumlah banyak. Sedangkan di Indonesia, ditengarai masih dalam proses penelitian. Setidaknya ada sejumlah inovasi alat deteksi longsor dari universitas dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Perubahan iklim pengaruhi longsor? Laporan sekumpulan peneliti perubahan iklim menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu udara di daratan dan suhu air laut sebesar 0,850 derajat Celsius dari tahun 1880 ke 2012. Peningkatan suhu ini biasanya diiringi dengan ketidakteraturan jumlah curah hujan. Misalnya suatu daerah akan mengalami kekeringan atau peningkatan curah hujan yang ekstrem. Fenomena pemicu terjadinya longsor terutama akibat intensitas hujan yang tinggi dan frekuensi hujan deras yang terjadi. Perubahan iklim berdampak langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan, ketersediaan air dan faktor perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia. Semuanya ini akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung terhadap bencana longsor, besar dan kerapnya terjadi longsor tersebut. Apakah kejadian longsor yang banyak di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim? Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC pada 2012 menyatakan bahwa perubahan curah hujan yang tinggi akan memungkinkan terjadinya longsor di beberapa daerah. Masih belum ada penelitian yang memastikan hubungan tersebut di Indonesia, tapi bisa kita jelaskan dengan sains. Alih fungsi hutan dan lahan akan mengubah siklus air. Perubahan fungsi lahan dan bertambah banyaknya bangunan akan mengurangi jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Curah hujan yang lebih deras akan menghasilkan limpahan air menjadi lebih intens, dan memicu terjadinya longsor. Cara mencegah longsor Peranan manusia dalam penggunaan lahan akan lebih mempengaruhi terjadinya longsor. Walau ada teknik mekanis untuk memperkuat tanah di daerah longsor, infrastruktur tersebut tidak banyak di Indonesia. Kita dapat mencegah longsor dengan menanam pohon-pohon di daerah berlereng yang dapat memperkuat tanah. Kawasan lereng terjal sampai sangat terjal sebaiknya jangan dialihfungsikan sebagai lahan pertanian atau perumahan. Jika sudah terlanjur maka lahan itu sebaiknya dibuat teras bangku, budi daya lorong sesuai kontur tanah, atau dipagari dengan vegetasi yang bisa mengikat butiran tanah antara lain dengan tanaman bambu dan rumput vetiver.
agar kolam tanah tidak longsor